Kayu olahan kini semakin populer keberadaannya, terlebih jika dahulu banyak yang menggunakan bahan baku kayu solid untuk furniture yang lebih natural, mewah, kokoh, dan tebal namun harganya kayu solid lebih mahal dan kurang efektif dalam pemanfaatan bahan baku kayu karena lama-kelamaan persediaan kayu pun akan menipis dan semakin langka membuat harganya pun akan semakin tinggi sehingga sebagai alternatif limbah kayu dimanfaatkan dan diolah kembali.
Dengan teknologi pengolahan kayu sisa kayu dapat diolah menjadi kayu olahan seperti plywood atau kayu lapis, blockboard, hdf, mdf, hmr, dan partikel board menyediakan ngasih harga yang lebih rendah, lebih mudah didapatkan, dan juga lebih sustainable.
Sama halnya seperti kayu solid kayu olahan memiliki kekhasan karakternya masing-masing apalagi jika dimanfaatkan untuk tipe furniture yang tepat. kita harus lebih kritis dalam melihat harga furniture yang lebih murah karena walaupun tampilan luarnya indah karena sudah di finish yang menentukan ketahanan dan kekuatannya adalah bahan dasarnya.

Jenis-Jenis Kayu Olahan
Untuk itu kita akan membahas satu persatu mengenai jenis-jenis kayu olahan, diantaranya:
Plywood
Plywood atau kayu lapis atau yang sering kita dengar dengan sebutan tripleks atau multipleks. Plywood terbuat dari beberapa lembaran tipis kayu solid dimana sebuah lok kayu dikupas menjadi lembaran-lembaran tipis yang kemudian dipotong sesuai dimensi yang diinginkan, dikeringkan, disusun saling melintang 90°, lalu direkatkan dengan lem khusus di bawah tekanan tinggi sehingga didapatkan ketebalan tertentu.
Lapisan ini umumnya ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk menghasilkan konstruksi yang seimbang, Lapisan dalam jumlah genap akan menghasilkan papan yang kurang stabil. Ukuran playwood umumnya 120 x 240 cm dengan ketebalan mulai dari 3 mm yang kita kenal dengan sebutan tripleks.
Kemudian dengan ketebalan 4, 6, 9, 12, 15, hingga 18 mm dengan kualitas yang berbeda-beda tergantung jenis kayu yang digunakan. Kelebihan dari plywood adalah daya tahannya terhadap penyusutan kayu sehingga tidak mudah melengkung dan memuai serta ukuran panjang dan lebarnya yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid.
Lalu karena terbuat dari lembaran kayu solid plywood memiliki kepadatan yang baik sehingga kokoh dan dapat diaplikasikan pada furniture yang akan menanggung beban berat. Sifatnya pun fleksibel mudah dibentuk dan diolah dan dapat didaur ulang. Harganya lebih murah daripada kayu solid dan cukup dapat menahan air dibanding tipe kayu olahan lainnya.
Namun kekurangan dari plywood adalah sisi ketebalannya yang dapat berpotensi menyerap air dan kadang ditemukan kurang presisi ketebalannya. Lalu permukaannya cukup kasar, tidak mulus, dan tidak halus bahkan ditemukan ada yang bergelombang sehingga akan mempersulit proses finishing apalagi jika ingin finish dengan finishing duco yang memerlukan kemulusan dan kerataan.
Blockboard
Blockboard atau block mill merupakan kumpulan beberapa potongan kayu berbentuk kotak yang kecil-kecil sekitar dua hingga lima sentimeter yang dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis di bagian atas dan bawahnya sehingga menjadi sebuah lembaran menyerupai papan.
Pelapis Jati atau tik pada blockboard yang menghasilkan kayu yang kita kenal dengan sebutan tikblok atau blockthick. Sementara pelapis melamin pada blockboard menghasilkan kayu yang kita kenal dengan sebutan blokmin.
Kelebihan dari blockboard adalah harganya sedikit lebih murah dari plywood dan juga cukup kuat karena terbuat dari potongan kayu solid. Permukaannya pun halus dan rata karena memiliki pelapis dan juga lebih stabil untuk bisa diaplikasikan pada bidang yang lebih panjang.
Namun kekurangan dari blockboard adalah karena terbuat dari potongan kayu yang disambung bukan dari satu lembaran kayu solid utuh dan bahkan terbuat dari kayu yang tipenya lunak blockboard tidak lebih kuat dari plywood dan bahkan ada kecenderungan untuk patah dipertemuan kayunya.
Lalu blockboard pun tidak mudah untuk di lengkung karena tebal, keras, kaku, tidak tersedia ketebalan yang tipis mulai dari 15 mili saja. Lalu jika produksinya kurang baik akan ditemukan celah di bagian tengahnya yaitu pertemuan antara kayu solid yang direkatkan.
HDF
Heart density fiberboard (HDF) atau hardboard dalam pembuatan HDF sekrup dan serat kayu dikompres dengan tekanan tinggi serta dikeringkan dengan suhu yang tinggi agar menghasilkan panel yang kuat sehingga mampu menahan beban sehingga material ini sering digunakan menjadi bahan baku pembuatan laminated flooring dan juga pintu. HDF memiliki permukaan yang padat dan halus serta lapisan inti yang seragam.
Kelebihan dari HDF adalah pori-porinya yang rapat dan halus sehingga mudah untuk di finish terutama untuk dicat. Lalu lapisannya pun kaku dan padat sehingga mampu menahan beban yang berat dan juga dapat menahan skrup dengan kuat. HDF pun cukup tahan air dibandingkan tipe fiberboard yang lainnya.
Namun kekurangannya HDF dinilai terlalu berat dan juga memiliki potensi patah karena keras dan kurang fleksibel.
MDF
Medium density fiberboard (MDF) sama seperti HDF MDF merupakan papan material yang tersusun dari kombinasi serat kayu dan serbuk kayu yang dipadatkan dalam tekanan dan temperatur suhu yang tinggi. Hanya saja density atau kepadatannya lebih rendah daripada HDF.
Kelebihan dari MDF adalah permukaan yang lebih halus dan rata dibandingkan Plywood sehingga mempermudah proses finishing. MDF pun fleksibel dan mudah untuk dibentuk sehingga lebih serbaguna untuk membuat apapun.
Kepadatannya pun terbilang sedang tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lunak sehingga bisa di cnc laser cutt dengan hasil yang halus dan bentuk yang beragam. Ketebalannya pun lebih presisi, beratnya cukup ringan, harganya pun cukup terjangkau lebih murah dari plywood, blockboard, maupun HDF.
Namun kekurangan dari MDF adalah tidak tahan air dan kelembaban sehingga berpotensi tumbuh jamur dan lapuk. Kemudian sekrup dan paku yang dipasang pada MDF kemungkinan akan lebih cepat longgar karena MDF terbuat dari partikel halus yang kepadatannya tidak terlalu tinggi.
Jika kita salah memasang paku dan ingin memasang paku di tempat yang sama kemungkinan paku tidak akan terpasang dengan baik dan berpotensi merusak kualitas MDF.
HMR Board
High moisture resistant board merupakan jenis MDF namun lebih tahan kelembaban dan air. Biasanya kita kenal dengan MDF waterproof atau MDF hijau terbuat dari berbagai olahan kayu seperti partikel board, chipboard, dan MDF yang diberi resin khusus sehingga lebih tahan kelembaban dan padat. Cocok untuk diaplikasikan pada ruangan dengan potensi air dan kelembaban yang tinggi seperti dapur basah dan kamar mandi.
Kelebihan dari HMR board adalah tahan air dan kelembaban sehingga mengurangi potensi tumbuhnya jamur dan parasit berbahaya lainnya solusi untuk furniture di area lembab. Beratnya pun ringan dan mudah diolah dan permukaannya pun halus dan rata sehingga mempermudah proses finishing tidak perlu banyak amplas dan dempulan.
Namun kekurangan dari HMR board adalah harganya yang cukup mahal hampir setara dengan plywood. Namun untuk solusi tahan kelembaban dan air masih jauh lebih murah sebenarnya dibanding PVC board dan dari segi kekuatan pun tidak sekuat plywood.
LDF
Low density fiberboard (LDF) atau yang dikenal dengan partikel board. Particle board menggunakan kombinasi bahan daur ulang seperti sisa potongan kayu, serpihan, dan serbuk kayu yang dikompres secara bersamaan. Cocok diaplikasikan untuk furniture yang tidak menanggung beban berat dan bukan ditempat yang lembab.
Kelebihan dari partikel board adalah harganya yang sangat terjangkau paling murah dibandingkan tipe kayu olahan lainnya. Particle board pun ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan daur ulang, materialnya pun terbilang cukup ringan.
Namun kekurangan dari particle board adalah sangat tidak tahan air dan kelembaban sehingga mudah keropos atau pun hancur. Particle board pun tidak bisa menahan beban terlalu berat apalagi dengan bentang panjang dapat melengkung maupun patah. Material ini pun tidak bisa menahan sekrup dengan cukup baik karena kepadatannya yang rendah.
Perbandingan Keunggulan Kayu Olahan
Berikut perbandingan tabel dari keenam material tersebut, kita gunakan skala 1 hingga 6, 1 adalah yang paling rendah dan 6 yang paling tinggi.

Sumber: Glare Furniture