Apakah Mustahil Bagi Millenials Untuk Membeli Rumah?

Majalahproperti.com – Harga properti yang kian hari kian melambung serta penghasilan pas-pasan menimbulkan kecemasan bagi banyak orang, khususnya para millennials. Singkat kata, dalam beberapa tahun singkat ke depan, generasi millenials yang bekerja dan bermukim di Jakarta, terancam tidak bisa membeli dan memiliki rumah.

Diprediksi, peningkatan harga rumah dalam lima tahun mendatang sekitar 150 persen, sementara kenaikan pendapatan hanya 60 persen dalam periode yang sama. Di Jakarta saja, 95% harga properti yang tersedia semua di atas Rp 480 juta, sedangkan lebih dari 90% millenials memiliki penghasilan yang masih dibawah Rp 12 juta.

Sebuah riset dari Karir.com menunjukan bahwa beberapa tahun belakangan ini hanya 17% kaum millenials yang mampu membeli rumah second seharga 300 juta di Jakarta. Hampir tidak mungkin bagi 83% generasi millenials (yang berpenghasilan rata-rata di bawah 7,5 juta/bulan) untuk mampu memiliki rumah di Jakarta sampai kapanpun.

Sejauh ini, salah satu solusi agar millenials bisa memiliki rumah adalah dengan mencicil (KPR). Tetapi, sebelum masuk ke KPR, calon pembeli harus menyiapkan DP nya terlebih dahulu dan walaupun saat ini nilai DP telah diturunkan menjadi 15% untuk rumah pertama, dengan tingginya harga rumah tersebut, seringkali DP tersebut menjadi kendala mengingat jumlahnya tidaklah kecil. Sesuai dengan peraturan LTV yang ada, DP tersebut harus datang dari konsumen dan bank hanya bisa memberikan kredit maximum 85% dari nilai rumah tersebut.

Mengingat momoknya adalah di DP, bagian ini yang petama-tama perlu dipecahkan terlebih dahulu karena tanpa DP boro-boro bisa masuk ke KPR. Nah bagaimana solusinya? Apabila DP ini bisa dicicil ini tentu sangat membantu karena seperti dengan prinsip KPR, melalui cicilan pembayaran jadi lebih ringan, sedikit demi sedikit dengan jangka waktu yang lebih panjang.

Baca Juga:  Beli Rumah Cash atau KPR, Yuk Simak Tipsnya !

METODE CICILAN BARU MILLENIALS

Solusi metode cicilan baru, menjadi trend di kalangan millenials adalah dengan mencari lender (pemberi pinjaman) yang bisa membiayai kebutuhan cicilan uang muka rumah kita melalui layanan pinjam meminjam berbasis teknologi alias p2p lending.

Jelas Angela Oetama, salah satu co-founder Gradana.com – salah satu perusahaan fintech (financial technology) yang berfokus pada pembiayaan down payment properti – “Naiknya gaji sama naiknya harga rumah sekarang udah relatif gak terkejar. Bayangin, mau beli rumah harga 800 juta, perlu uang muka minimum 120 jutaan (15% DP).” Angela, yang memiliki pengalaman ekstensif di bidang properti, menambahkan bahwa “Buat kita yang penghasilannya 10 juta dan bisa irit-irit nabung 3 jutaan per bulan, kita perlu nabung lebih dari 40 bulan (alias lebih dari 3 tahun) buat bisa nutup DP aja!”

Padahal, kata Angela, setelah lewat 3 tahun, harga rumah sudah meroket dan DP minimum nya pun ikut naik.

“Alhasil kejar-kejaran kayak gini gak ada buntutnya. Nah, adanya program seperti Gradana.com membantu kita untuk afford rumah dengan skema cicilan DP yang bisa up to 24 – 36 kali. Dengan begitu, harga rumah yang awalnya susah kita jangkau sekarang bisa lebih ringan cicilan DP nya tanpa perlu ada kas banyak di bank untuk nutup seluruh jumlah DP. Harga rumah di masa depan (future price) juga akibatnya bisa di-lock saat ini dengan adanya skema tersebut.”

“Prosesnya gampang banget sih,” kata Banu Satrio, seorang millenials yang belum lama membeli rumah lewat program dana talangan DP melalui P2P lending di salah satu developer rekanan Gradana.

Menurut Okie Imanto, CEO Greenwoods Group, “Program seperti yang ditawarkan oleh Gradana ini, menurut saya, banyak membantu kita karena sangat membantu masyarakat yang sekarang jadi mampu membeli produk dan unit Greenwoods,” tambahnya.

Baca Juga:  Area Komersial Genova akan Segera Melengkapi Fasilitas di ASYA

Harga rumah pada masa depan akan terus melonjak dan kenaikan pendapatan belum tentu sepadan. Yang terpenting tentunya adalah mindset “Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” dan para millenials dapat mulai menyisihkan sebagian pendapatanya untuk mencicil sehingga mimpi memiliki rumah masih bisa terwujud.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *